Kontekstualisasi Makna Silaturrahim

Fitri Rahayu

Perjalanan hidup Rasulullah saw. sarat dengan makna yang dalam bagi kehidupan manusia di muka bumi ini. Semua perkataan, tindakan, putusan dan lain sebagainya menjadi kiblat bagi peradaban manusia di seantero jagat ini.

Banyak hal yang telah ditinggalkan beliau yang di dalamnya terkandung banyak makna maslahat bagi kehidupan sosial. Salah satu wasiat mulia yang disebarkan oleh Rasulullah adalah pentingnya silaturrahim. Sungguh Rasulullah telah meninggalkan kita di atas tuntunan yang jelas, tuntunan yang terang berderang, di atas petunjuk yang sempurna. Hal ini telah di tegaskan oleh Allah swt. dalam firman-Nya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam itu Jadi agama bagimu.” (QS Al-Maidah: 3)

Ayat yang mulia ini menunjukkan kesempurnaan syariat dan bahwasanya syariat ini telah mencukupi segala keperluan yang dibutuhkan oleh makhluk, termasuk juga mengenai tatanan kehidupan sosial. Lewat media silaturrahim, perselisihan dan perpecahan dapat diminimalisir bahkan dapat diselesaikan.

Kita semua patut bersyukur karena telah menyempurnakan ibadah puasa sepanjang Ramadhan yang baru berlalu. Kini kita menyambut bulan Syawal dengan suatu kemenangan, kemenangan yang tak dimiliki oleh umat lain.

Kita semua dihibur dengan perayaan Idul Fitri, yaitu suatu momentum yang menjadikan semua umat Islam menjadi fitrah, kembali suci. Suatu aset penting bagi seorang muslim untuk melanjutkan perjalanan hidupnya. Perayaan hari kemenangan ini dihiasi dengan acara silaturahim. Dan kita berharap semoga momentum Syawal ini menjadikan modal awal untuk terus berusaha gigih memperbaiki pencapaian dalam semua bidang kehidupan.

Hari Raya Idul Fitri adalah masa yang dapat mengukuhkan tali silaturrahmi, mempererat hubungan kekeluargaan dan tali persahabatan di antara sesama. Halal-bihalal yang merupakan budaya khas negeri ini, atau dengan kata lain merupakan refleksi bahwasanya Islam merupakan agama yang toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan sesama secara lintas-agama.

Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, melainkan sebagai sarana untuk saling berlomba dalam berbuat kebajikan. Atau dengan kata lain, kita telah mengamini pendapat yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyah, “Kebaikan adalah semua kebaikan yang mengikuti salafus shaleh (orang-orang terdahulu), memperbanyak pengetahuan terhadap hadits Rasulullah saw., mendalaminya, berpegang teguh dengan tali Allah, melazimi jama’ah, dan menjauhi segala sesuatu yang dapat menyebabkan kepada perselisihan dan perpecahan.”

Problem kemunduran peradaban Islam berakibat dari perpecahan umat Islam yang tidak pernah berkesudahan. Padahal, kalau kita menoleh kepada sejarah yang ada. Kejayaan yang pernah diraih oleh umat Islam adalah karena mereka kuat memegang persaudaraan. Salah satu prinsip yang mereka pegang kala itu adalah ikatan silaturahim yang kuat. Hal ini diperkuat oleh perkataan Imam Baghawi, “Allah telah mengutus para nabi untuk menegakkan agama, menyatukan umat, dan meninggalkan perpecahan serta perselisihan.”

Bahkan Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk menyatukan barisan dan melarang dari perpecahan dan perselisihan. Sesuai dengan sabda beliau: “Sesungguhnya Allah ridha terhadap kalian pada tiga hal, dan membenci kalian pada tiga hal. Yaitu, engkau menyembah-Nya dan tidak menyekutukannya,  engkau berpegang teguh pada tali Allah dan jangan kalian berpecah-belah. Dan membenci ucapan katanya, banyak ucapan, dan menyia-nyiakan harta.” (HR Muslim).

Lewat momentum lebaran ini, mari kita sudahi perpecahan sesama kita, khususnya perpecahan yang terjadi di kalangan para calon presiden, legislatif, gubernur maupun calon bupati/walikota, beberapa waktu yang lalu mereka telah larut ke  dalam ambisi jabatan, tenggelam dalam megalomania politik dan terjerat nafsu  kekuasaan.

Semoga lewat momentum silaturahim ini, dapat menyudahi perpecahan para pembesar negeri ini yang nantinya diharapkan lewat persatuan mereka membawa kemajuan negeri ini ke era yang lebih baik. Amin.

Fitri Rahayu, Mahasiswi semester VII IDIA Prenduan asal Banyuwangi.

Leave a comment

  • Rubrikasi

  • Office

    Jl. Pancoran Baran XI no. 2 Jakarta Selatan Phone: (021)79184886-(021)27480899 Email: majalahqalam@yahoo.com

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...